Bepergian adalah cara terbaik untuk menyegarkan pikiran dan menemukan pengalaman baru. Namun, setiap perjalanan juga memiliki dampak terhadap lingkungan, terutama dari sampah yang ditinggalkan wisatawan. Berdasarkan laporan terbaru dari World Tourism Organization (2024), sektor pariwisata global menghasilkan lebih dari 35 juta ton sampah setiap tahunnya, sebagian besar berasal dari plastik sekali pakai. Di Indonesia, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa volume sampah meningkat 15–20% selama musim liburan. Kondisi ini mempertegas pentingnya peran wisatawan dalam mengubah kebiasaan menuju perjalanan yang lebih bertanggung jawab.

Instansi seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di berbagai daerah kini aktif mengampanyekan konsep traveling tanpa sampah (sumber: dlhmagelang.id). Program ini mendorong setiap pelancong untuk berperilaku bijak dalam mengelola sampahnya selama berlibur. Dengan kebiasaan sederhana, setiap individu bisa ikut menjaga kebersihan alam tanpa harus mengorbankan kenyamanan.
Artikel ini akan membahas lima kebiasaan mudah yang bisa diterapkan oleh siapa pun agar traveling menjadi lebih ramah lingkungan dan meninggalkan jejak positif di setiap destinasi.
1. Bawa Botol Minum dan Alat Makan Sendiri
Langkah pertama menuju traveling bebas sampah adalah membawa botol minum dan alat makan pribadi. Dalam satu hari perjalanan, seorang wisatawan rata-rata menggunakan 3–5 botol plastik air mineral. Jika dikalikan jutaan wisatawan, dampaknya terhadap lingkungan sangat signifikan.
Botol minum berbahan stainless steel atau BPA-free lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Banyak tempat wisata kini menyediakan stasiun pengisian ulang air minum gratis sehingga tidak perlu membeli air kemasan. Selain itu, alat makan pribadi seperti sendok, garpu, dan sedotan stainless bisa menggantikan alat makan plastik di restoran cepat saji.
Dinas Lingkungan Hidup juga mendorong penggunaan peralatan pribadi ini melalui berbagai kampanye edukasi lingkungan. Dengan kebiasaan kecil seperti ini, kontribusi terhadap pengurangan sampah plastik bisa terasa nyata.
2. Gunakan Tas Kain atau Dry Bag untuk Belanja dan Barang Kecil
Sampah plastik dari kantong belanja sering kali menjadi masalah utama di destinasi wisata. Banyak pengunjung tidak menyadari bahwa kantong plastik yang mereka terima akan berakhir di pantai atau sungai. Solusinya adalah membawa tas kain atau dry bag kecil setiap kali bepergian.
Tas kain dapat digunakan untuk belanja oleh-oleh, membawa camilan, atau menyimpan barang pribadi. Sementara dry bag cocok bagi pecinta alam karena tahan air dan ringan dibawa. Selain ramah lingkungan, penggunaan tas ini juga lebih efisien dan modis.
Program Gerakan Tanpa Plastik yang dicanangkan oleh Dinas Lingkungan Hidup di berbagai kota telah berhasil menekan penggunaan kantong plastik hingga 40%. Artinya, kebiasaan membawa tas kain bukan sekadar tren, tetapi langkah nyata dalam menjaga kebersihan destinasi wisata.
3. Pilih Penginapan dan Transportasi Ramah Lingkungan
Pariwisata berkelanjutan kini menjadi tren global. Banyak penginapan mengusung konsep eco-lodge atau green hotel yang ramah lingkungan. Mereka menggunakan energi terbarukan, mengelola limbah, dan menolak plastik sekali pakai. Sebelum memesan hotel, periksa apakah akomodasi tersebut memiliki sertifikasi ramah lingkungan.
Selain penginapan, cara berpindah tempat juga berpengaruh besar terhadap jejak karbon. Gunakan transportasi umum seperti bus, kereta, atau sepeda. Beberapa kota bahkan memiliki program bike sharing untuk wisatawan. Jika bepergian dalam kelompok, berbagi kendaraan juga dapat menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi.
Dinas Lingkungan Hidup di sejumlah daerah bekerja sama dengan komunitas wisata untuk memperluas kesadaran tentang transportasi ramah lingkungan. Kampanye seperti Travel Green Indonesia menjadi bukti bahwa perjalanan yang nyaman tetap bisa sejalan dengan kelestarian alam.
4. Hindari Produk Sekali Pakai dan Pilih Kemasan Refill
Produk sekali pakai seperti shampo sachet, sabun mini hotel, atau tisu basah mungkin terlihat praktis, tetapi menghasilkan limbah besar. Untuk menguranginya, gunakan wadah isi ulang (refill) atau produk padat tanpa kemasan plastik seperti shampoo bar dan sabun batang alami.
Selain lebih hemat, produk isi ulang membantu mengurangi tumpukan sampah plastik yang sulit terurai. Saat ini, banyak merek lokal yang menawarkan produk eco-friendly dengan bahan alami dan kemasan ramah lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup juga aktif mengedukasi masyarakat untuk menghindari produk sekali pakai melalui kampanye Zero Waste Lifestyle. Dengan mengikuti panduan ini, wisatawan bisa membawa perlengkapan pribadi tanpa menambah beban sampah di lokasi wisata.
5. Pisahkan dan Bawa Pulang Sampahmu
Etika dasar dalam traveling ramah lingkungan adalah tidak meninggalkan apa pun selain jejak kaki. Saat menjelajahi alam, biasakan memisahkan sampah organik dan anorganik menggunakan kantong khusus. Bila tidak tersedia tempat sampah di lokasi wisata, simpan sampahmu hingga menemukan tempat pembuangan yang tepat.
Kebiasaan sederhana ini terbukti efektif menjaga kebersihan tempat wisata alam seperti pantai, gunung, dan hutan. Beberapa komunitas lokal bahkan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk membuat program Travelers for Clean Nature, yang mengajak wisatawan membawa pulang sampah mereka sendiri.
Selain menunjukkan rasa tanggung jawab, tindakan ini juga menjadi contoh baik bagi wisatawan lain. Semakin banyak orang yang menerapkan kebiasaan ini, semakin bersih dan lestari alam yang dikunjungi.
Traveling Asyik, Alam Pun Bahagia
Traveling tidak hanya tentang menikmati pemandangan, tetapi juga tentang meninggalkan kesan baik. Dengan menerapkan lima kebiasaan sederhana di atas, perjalananmu menjadi lebih bermakna. Kamu bisa menikmati keindahan alam tanpa harus menyumbang sampah baru.
Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Ketika setiap wisatawan menerapkan kebiasaan ramah lingkungan, alam pun akan memberikan kembali keindahannya. Dukungan pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup dan kesadaran individu akan menjadi kombinasi terbaik dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Jadilah traveler yang meninggalkan kenangan, bukan sampah.







