Perjalanan Panjang Ke Lumajang Lewat Pasuruan

Kemana aja hari ini?

Hari ini Bunda ke Lumajang lewat Pasuruan. Perjalanan pertama yang bikin capek, hahaha. Berasa lamaaaaa sekali karena biasanya Bunda kalau ke Lumajang lewat Dampit.

Gimana keseruan perjalanan kali ini?

Alasan Tidak Bisa ke Lumajang Lewat Jalur Selatan

Ini adalah perjalanan pertama Bunda dari Malang ke Lumajang lewat jalur Pasuruan. Aslinya Bunda kok ‘awang-awangen’ apa yang bahasa Indonesianya? Males gitu membayangkan lamanya perjalanan ini.

Tetapi ya, silaturahmi mumpung bisa sekalian takziah ke keluarga (agak jauh) yang meninggal di depan rumah bude di Candipuro Lumajang.

By the way, mengapa sih ke Lumajang tidak lewat Dampit aja kan lebih dekat, cuma 2 jam saja. Hal ini dikarenakan jembatan Gladak Perak yang rusak dikarenakan terjangan lahar Gunung Semeru

Perjalanan kali pertama untuk saya yang selama ini kalau ke Lumajang selalu lewat Dampit. Sejak jembatan Gladak Perak rusak diterjang lahar Gunung Semeru, kalau mau ke Lumajang naik mobil ya harus lewat Pasuruan.

Ada siapa di Lumajang? Nenek dari bapak saya asalnya Candipuro, Lumajang. Nah, nenek sudah meninggal tapi masih ada pakde, budhe, dan keluarga lainnya di sana. Hampir 10 tahun saya tidak berkunjung ke Candipuro. ‘

Nah, baru kemarin saya ke sana karena ada saudara yang meninggal. Sekalian takziah dan silaturahim.

Manfaat Silaturahmi

ke rumah bude di Lumajang

Silaturahmi adalah sebuah tradisi dalam budaya Indonesia yang memiliki banyak manfaat, mulai dari memperkuat hubungan, membantu mengatasi konflik, hingga meningkatkan kesehatan mental.

Sedangkan silaturahmi dengan keluarga dekat, misalnya pakde dan budhe, atau keponakan, sepupu, dan saudara lainnya dapat menjalin hubungan yang positif. Selain itu juga dapat membantu menjaga kebersamaan dalam keluarga dan memperkuat ikatan antara anggota keluarga.

Kemana Aja Saat ke Lumajang

Berhubung sudah lama gak ke Lumajang, saya dan keluarga menyempatkan berkunjung ke rumah para saudara.

Tempat kami menginap ada di rumah bude yang biasa kami panggil Mak Ni. Beliau adalah kakak perempuan dari bapak saya. Nah, saudara kami yang meninggal ada di depan rumah Mak Ni yaitu Paklik Yanto (saudara sepupunya Mak Ni).

Kami datang sekitar pukul 22.00 WIB (berangkat pukul 17.00) jadi perjalanan sekitar 5 jam. Mungkin kalau nggak pakai berhenti untuk makan dan sholat ya cuma 4 jam perjalanan.

Sesampai di rumah Mak Ni kami mampir sebentar ke rumah Bulik Har (istri almarhum Paklik Yanto) untuk menanyakan kabar. Setelah itu makan malam sama pecel lanjut tidur. Aslinya saya gak lapar tetapi kok ya gimana gitu kalau gak makan karena agak setengah dipaksa oleh tuan rumahnya, hihihi.

Keesokan paginya, setelah mandi dan sarapan, kami berkunjung ke rumah Pakde Ndoyo (Handoyo) beliau ini kakak laki-laki dari bapak saya. Keluarga Pakde Ndoyo dan Bude Sri happy banget menyambut kedatangan kami.

Ya, karena memang sudah lama kami tidak ke Lumajang. Khususnya saya yang udah luamaaaa sekali sejak anak kedua saya lahir hingga sekarang dia sudah kelas 2.

Seperti biasa ya, di desa tuh kalau ada saudara selalu disiapin makanan. Jadi ya saya sarapan kedua kali di rumah Pakde. Tenang, saya makan dikit aja kok biar nggak mual saat naik mobil, hihihi.

Mampir Sejenak ke Sungai Mbesuk

Kali Mbesok Lumajang

Di Lumajang ada sungai yang namanya Mbesok (bukan ‘kemarin’ loh ya wkwkwk). Dulu kalau saya menginap di rumah bude ya saya selalu main ke sungai Mbesok ini.
Jadi pas ke Lumajang kemarin ya tidak menyia-nyiakan untuk mampir sejenak meski cuma foto-foto. Mengingat masa-masa saat masih kecil dan sering main ke sungai kecil ini.
Ada yang pernah ke Lumajang kah? Atau punya saudara di Lumajang?

Tinggalkan komentar